PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN
Ali Basyah
Materi 4 : Konsep Desain/ Prototype dan
Kemasan Produk Barang/Jasa
A.
Tujuan
Kegiatan Pembelajaran
Setelah selesai mempelajari modul ini
siswa diharapkan mampu memahami:
1. Pengertian Prototype Produk
2. Tahapan Prototype
3. Pengertian Kemasan
4. Fungsi Kemasan Produk
5. Tujuan Kemasan Produk
6. Jenis Jenis Kemasan
B.
Uraian
Materi
1. Pengertian Prototype Produk
Fenomena dewasa ini banyak manajer menjalankan Total Quality
Management (TQM) sebagai prioritas untuk peningkatan dan pengendalian kualitas
produk. Karena kualitas suatu produk berhubungan erat dengan kepuasan pelanggan
(customer satisfaction) serta keuntungan industri. Dengan kualitas yang lebih
tinggi akan menghasilkan kepuasan pelanggan yang lebih tinggi, sekaligus
mendukung harga yang lebih tinggi dan sering juga biaya lebih rendah.
Perhatian terhadap kualitas yang terbaik adalah bukan pada
produk akhir. Hal ini penting agar produk akhir yang dihasilkan adalah produk
yang bebas cacat dan tidak ada lagi pemborosan karena produk tersebut dibuang
atau dikerjakan ulang. Maka sebaiknya perhatian terhadap kualitas harus dimulai
pada saat awal pembangunan produk. Tahapan yang sangat penting dalam
perencanaan awal pembuatan produk adalah pembuatan prototipe produk.
Prototipe produk (purwa–rupa produk) adalah bentuk dasar
dari sebuah produk merupakan tahapan yang sangat penting dalam rencana
pembuatan produk karena menyangkut keunggulan produk yang akan menentukan
kemajuan suatu usaha di masa mendatang. Dikatakan sebagai tahapan yang sangat
penting karena prototipe dibuat untuk diserahkan pada pelanggan (lead–user)
agar pelanggan dapat mencoba kinerja prototipe tersebut. Selanjutnya jika
pelanggan memiliki komplain ataupun masukan mengenai protipe tersebut maka
industri mendokumentasikannya untuk proses perbaikan prototipe tersebut.
Sehingga menciptakan suatu sistem inovasi produk yang dibangun bersama-sama
antara industri dan pelanggan sebagai upaya pemenuhan kepuasan pelanggan
(customers).
Sebagai bentuk dasar produk, prototipe memiliki bagian yang
ukuran dan bahan sama seperti jenis produk yang akan dibuat tetapi tidak harus
difabrikasi dengan proses sebenarnya ditujukan untuk pengetesan untuk
menentukan apakah produk bekerja sesuai desain yang diinginkan dan apakah
produk memuaskan kebutuhan pelanggan. Prototipe seperti ini disebut alpha
prototype ada juga yang disebut beta prototype yang dibuat dengan bagian yang
disuplai oleh proses produksi sebenarnya, tetapi tidak rakit dengan proses
akhir ditujukan untuk menjawab pertanyaan akan performance dan ketahanan uji
untuk menemukan perubahan yang perlu pada produk final.
2. Tahapan Prototype
Berikut
tahapan prototype:
a. Pendefinisian produk: merupakan
penerjemahan konsep teknikal yang berhubungan dengan kebutuhan dan perilaku
konsumen kedalam bentuk perancangan termasuk aspek hukum produk dan aspek hukum
yang melibatkan keamanan dan perlindungan terhadap konsumen.
b. Working model: dibuat tidak harus
mempresentasikan fungsi produk secara keseluruhan dan dibuat pada skala yang
seperlunya saja untuk membuktikan konsep dari pembuatan produk dan menemukan
hal-hal yang tidak sesuai dengan konsep yang telah dibuat. Working model juga
dibangun untuk menguji parameter fungsional dan membantu perancangan prototipe
rekayasa.
c. Prototipe rekayasa (engineering
prototype): dibuat seperti halnya working model namun mengalami perubahan
tingkat kompleksitas maupun superioritas dari working model, dibangun mencapai
tingkat kualitas teknis tertentu agar dapat diteruskan menjadi prototipe
produksi atau untuk dilanjutkan pada tahapan produksi.
d. Prototipe rekayasa ini dibuat untuk
keperluan pengujian kinerja operasional dan kebutuhan rancangan sistem produksi.
e. Prototipe produksi (production
prototype): bentuk yang dirancang dengan seluruh fungsi operasional untuk
menentukan kebutuhan dan metode produksi dibangun pada skala sesungguhnya dan
dapat menghasilkan data kinerja dan daya tahan produk dan part-nya.
f.
Qualified
production item: dibuat dalam skala penuh berfungsi secara penuh dan diproduksi
pada tahap awal dalam jumlah kecil untuk memastikan produk memenuhi segala
bentuk standar maupun peraturan yang diberlakukan terhadap produk tersebut
biasanya untuk diuji-cobakan kepada umum.
g. Untuk mematangkan produk yang hendak
diproduksi secara komersil, maka produk perlu memasuki pasar untuk melihat
ancaman-ancaman produk yang terjadi; misal: keamananan, regulasi, tanggung
jawab, ketahanan dan kerusakan (wear–and–tear), pelanggaran, siklus break even
dan polusi, dan konsekuensinya diperlukan peningkatan program pemasaran.
h. Model: merupakan alat peraga yang mirip
produk yang akan dibangun (look–like–models). Secara jelas menggambarkan bentuk
dan penampilan produk baik dengan skala yang diperbesar, 1:1, atau diperkecil
untuk memastikan produk yang akan dibangun sesuai dengan lingkungan produk
maupun lingkungan user.
i.
Prototipe
adalah bentuk efektif dalam mengkomunikasikan konsep produk namun jangan sampai
menyerupai bentuk produk sebenarnya karena mengandung resiko responden akan
menyamakannya dengan produk akhir.
3. Pengertian Kemasan Produk
Kemasan adalah desain kreatif yang mengaitkan bentuk,
struktur, material, warna, citra, tipografi dan elemen-elemen desain dengan informasi
produk agar produk dapat dipasarkan. Kemasan digunakan untuk membungkus,
melindungi, mengirim, mengeluarkan, menyimpan, mengidentifikasi dan membedakan
sebuah produk di pasar (Klimchuk dan Krasovec, 2006:33).
Menurut Kotler & Keller (2009:27), pengemasan adalah
kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau bungkus sebagai sebuah produk.
Pengemasan adalah aktivitas merancang dan memproduksi kemasan atau pembungkus
untuk produk. Biasanya fungsi utama dari kemasan adalah untuk menjaga produk.
Namun, sekarang kemasan menjadi faktor yang cukup penting sebagai alat
pemasaran (Rangkuti, 2010:132).
Kemasan yang dirancang dengan baik dapat membangun ekuitas
merek dan mendorong penjualan. Kemasan adalah bagian pertama produk yang
dihadapi pembeli dan mampu menarik atau menyingkirkan pembeli. Pengemasan suatu
produk biasanya dilakukan oleh produsen untuk dapat merebut minat konsumen
terhadap pembelian barang. Produsen berusaha memberikan kesan yang baik pada
kemasan produknya dan menciptakan model kemasan baru yang berbeda dengan
produsen lain yang memproduksi produk-produk sejenis dalam pasar yang sama.
4. Fungsi Kemasan Produk
Banyak perusahaan yang sangat memperhatikan pembungkus suatu
barang sebab mereka menganggap bahwa fungsi kemasan tidak hanya sebagai pembungkus,
tetapi jauh lebih luas dari pada itu. Simamora (2007) mengemukakan pengemasan
mempunyai dua fungsi yaitu:
a. Fungsi Protektif
Berkenaan
dengan proteksi produk, perbedaan iklim, prasarana transportasi, dan saluran
distribusi yang semua berimbas pada pengemasan. Dengan pengemasan protektif,
para konsumen tidak perlu harus menanggung risiko pembelian produk rusak atau
cacat.
b. Fungsi Promosional
Peran
kemasan pada umumnya dibatasi pada perlindungan produk. Namun kemasan juga
digunakan sebagai sarana promosional. Menyangkut promosi, perusahaan
mempertimbangkan preferensi konsumen menyangkut warna, ukuran, dan penampilan.
Sedangkan menurut Kotler (1999:228), terdapat empat fungsi
kemasan sebagai satu alat pemasaran, yaitu :
a. Self service. Kemasan semakin berfungsi
lebih banyak lagi dalam proses penjualan, dimana kemasan harus menarik,
menyebutkan ciri-ciri produk, meyakinkan konsumen dan memberi kesan menyeluruh
yang mendukung produk.
b. Consumer offluence. Konsumen bersedia
membayar lebih mahal bagi kemudahan, penampilan, ketergantungan dan prestise
dari kemasan yang lebih baik.
c. Company and brand image. Perusahaan
mengenal baik kekuatan yang dikandung dari kemasan yang dirancang dengan cermat
dalam mempercepat konsumen mengenali perusahaan atau merek produk.
d. Inovational opportunity. Cara kemasan
yang inovatif akan bermanfaat bagi konsumen dan juga memberi keuntungan bagi
produsen.
Selain berfungsi sebagai media pemasaran, kemasan juga
memiliki beberapa fungsi lain, yaitu sebagai berikut:
a. Kemasan melindungi produk dalam
pergerakan. Salah satu fungsi dasar kemasan adalah untuk mengurangi terjadinya
kehancuran, busuk, atau kehilangan melalui pencurian atau kesalahan penempatan.
b. Kemasan memberikan cara yang menarik
untuk menarik perhatian kepada sebuah produk dan memperkuat citra produk.
c. Kombinasi dari keduanya, marketing dan
Logistik dimana kemasan menjual produk dengan menarik perhatian dan
mengkomunikasikannya.
5. Tujuan Kemasan Produk
Menurut Louw dan Kimber (2007), kemasan dan pelabelan
kemasan mempunyai beberapa tujuan, yaitu:
a. Physical Production. Melindungi objek
dari suhu, getaran, guncangan, tekanan dan sebagainya.
b. Barrier Protection. Melindungi dari
hambatan oksigen uap air, debu, dan sebagainya.
c. Containment or Agglomeration.
Benda-benda kecil biasanya dikelompokkan bersama dalam satu paket untuk
efisiensi transportasi dan penanganan.
d. Information Transmission. Informasi
tentang cara menggunakan transportasi, daur ulang, atau membuang paket produk
yang sering terdapat pada kemasan atau label.
e. Reducing Theft. Kemasan yang tidak
dapat ditutup kembali atau akan rusak secara fisik (menunjukkan tanda-tanda
pembukaan) sangat membantu dalam pencegahan pencurian. Paket juga termasuk
memberikan kesempatan sebagai perangkat anti-pencurian.
f.
Fitur
yang menambah kenyamanan dalam distribusi, penanganan, penjualan, tampilan,
pembukaan, kembali penutup, penggunaan dan digunakan kembali.
g. Kemasan dan label dapat digunakan oleh
pemasar untuk mendorong calon pembeli untuk membeli produk.
6. Jenis Jenis Kemasan
Berdasarkan
struktur isi, kemasan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
a. Kemasan Primer, yaitu bahan kemas
langsung mewadahi bahan pangan (kaleng susu, botol minuman, dll).
b. Kemasan Sekunder, yaitu kemasan yang
fungsi utamanya melindungi kelompok kemasan lainnya, seperti misalnya kotak karton
untuk wadah kaleng susu, kotak kayu untuk wadah buah-buahan yang dibungkus dan
sebagainya.
c. Kemasan Tersier dan Kuarter, yaitu
kemasan yang diperlukan untuk menyimpan, pengiriman atau identifikasi. Kemasan
tersier umumnya digunakan sebagai pelindung selama pengangkutan.
Berdasarkan
frekuensi pemakaiannya, kemasan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
a. Kemasan sekali pakai (Disposable),
yaitu kemasan yang langsung dibuang setelah satu kali pakai. Contohnya bungkus
plastik, bungkus permen, bungkus daun, karton dus, makanan kaleng.
b. Kemasan yang dapat dipakai berulang
kali (Multi Trip), kemasan jenis ini umumnya tidak dibuang oleh konsumen, akan
tetapi dikembalikan lagi pada agen penjual untuk kemudian dimanfaatkan ulang
oleh pabrik. Contohnya botol minuman dan botol kecap.
c. Kemasan yang tidak dibuang (Semi
Disposable). Kemasan ini biasanya digunakan untuk kepentingan lain di rumah
konsumen setelah dipakai. Contohnya kaleng biskuit, kaleng susu dan berbagai
jenis botol.
Berdasarkan
tingkat kesiapan pakai, kemasan dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
a. Kemasan siap pakai, yaitu bahan kemas
yang siap untuk diisi dengan bentuk yang telah sempurna sejak keluar dari
pabrik. Contohnya adalah wadah botol, wadah kaleng, dan sebagainya.
b. Kemasan siap dirakit, yaitu kemasan yang
masih memerlukan tahap perakitan sebelum pengisian, misalnya kaleng dalam
bentuk lempengan dan silinder fleksibel, wadah yang terbuat dari kertas, foil
atau plastik.
Gambar 4.1 Tahapan Desain Prototype Produk
C.
Petunjuk
Praktikum
1.
Judul
: Desain Prototype dan Kemasan
2.
Tugas
Masalah
a.
Menganalisis
desain prototype produk barang alat bantu sederhana pekerjaan sehari sehari.
b.
Desain
produk barang digunakan diberbagai bidang seperti pertanian, transportasi,
pendidikan, pertukangan dan sebagainya.
3.
Prinsip
Teori
a.
Mengaplikasikan
ide - ide yang sudah dikumpulkan kedalam bentuk fisik, dapat berupa catatan post-it
yang ditempel di Tembok, kegiatan roleplay, objek, atau bahkan Story Board.
b.
Duplikasi
suatu bentuk barang dengan mengadakan perubahan baik bentuk maupun tambahan
adalah kegiatan inovatif.
4.
Kegiatan
Praktikum
a.
Buatlah
kelompok berpasangan (2 siswa) untuk melakukan praktikum ini.
b.
Mencari
video yang mengandung prototype dalam suatu Produk
c.
Menganalisa
tahap produksi prototype dan kemasannya.
d.
Satu
siswa membuat desain revisi atau penambahan fungsi dari produk yang ada dalam
video tersebut.
e.
Satu
siswa lain membuat desain kemasan baru dari produk yang ada dalam video
tersebut.
5.
Diskusikan
hasil analisis desain prototype dan kemasan .
6.
Diakhir
praktikum dilakukan test
Video berikut menggambarkan hal di atas.
Link terkait sebelumnya
Link terkait berikutnya
1 Comments
Prediksi Togel Mekong 10 Agustus 2020 Gabung sekarang dan Menangkan Hingga Ratusan Juta Rupiah !!!
ReplyDelete