PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN
Ali Basyah
Materi 9 : Menentukan
Pengujian Kesesuaian Fungsi Prototype Produk Barang/Jasa
A.
Tujuan
Kegiatan Pembelajaran
Setelah selesai mempelajari modul ini
siswa diharapkan:
1. Tahapan Teknis Prototype Produk
2. Pengujian Sistem
3. Proses Pengujian Prototype
B.
Uraian
Materi
1.
Tahapan
Teknis Prototype Produk
Prototipe produk
(purwa–rupa produk) adalah bentuk dasar dari sebuah produk merupakan
tahapan yang sangat penting dalam rencana pembuatan produk karena menyangkut
keunggulan produk yang akan menentukan kemajuan suatu usaha di masa mendatang.
Dikatakan sebagai tahapan yang sangat penting karena prototipe dibuat untuk
diserahkan pada pelanggan (lead–user) agar pelanggan dapat mencoba kinerja
prototipe tersebut. Selanjutnya jika pelanggan memiliki komplain ataupun
masukan mengenai protipe tersebut maka industri mendokumentasikannya untuk
proses perbaikan prototipe tersebut. Sehingga menciptakan suatu sistem inovasi
produk yang dibangun bersama-sama antara industri dan pelanggan sebagai upaya
pemenuhan kepuasan pelanggan (customers).
Sebagai bentuk dasar produk, prototipe
memiliki bagian yang ukuran dan bahan sama seperti jenis produk yang akan
dibuat tetapi tidak harus difabrikasi dengan proses sebenarnya ditujukan untuk
pengetesan untuk menentukan apakah produk bekerja sesuai desain yang diinginkan
dan apakah produk memuaskan kebutuhan pelanggan. Prototipe seperti ini
disebut alphaprototype ada juga yang
disebut beta prototype yang dibuat dengan bagian yang disuplai
oleh proses produksi sebenarnya, tetapi tidak rakit dengan proses akhir
ditujukan untuk menjawab pertanyaan akan performance dan ketahanan uji untuk
menemukan perubahan yang perlu pada produk final.
Berikut tahapan prototype:
a. Pendefinisian
produk: merupakan penerjemahan konsep teknikal yang berhubungan dengan
kebutuhan dan perilaku konsumen kedalam bentuk perancangan termasuk aspek hukum
produk dan aspek hukum yang melibatkan keamanan dan perlindungan terhadap
konsumen.
b. Working
model: dibuat tidak harus mempresentasikan fungsi produk secara
keseluruhan dan dibuat pada skala yang seperlunya saja untuk membuktikan konsep
dari pembuatan produk dan menemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan konsep
yang telah dibuat. Working model juga dibangun untuk menguji parameter
fungsional dan membantu perancangan prototipe rekayasa.
c.
Prototipe
rekayasa (engineering prototype): dibuat seperti halnyaworking
model namun mengalami perubahan tingkat kompleksitas maupun superioritas
dari working model, dibangun mencapai tingkat kualitas teknis tertentu agar
dapat diteruskan menjadi prototipe produksi atau untuk dilanjutkan pada tahapan
produksi.
Prototipe
rekayasa ini dibuat untuk keperluan pengujian kinerja operasional dan kebutuhan
rancangan sistem produksi.
d. Prototipe
produksi (production prototype): bentuk yang dirancang dengan seluruh
fungsi operasional untuk menentukan kebutuhan dan metode produksi dibangun pada
skala sesungguhnya dan dapat menghasilkan data kinerja dan daya tahan produk
dan part-nya.
e.
Qualified
production item: dibuat dalam skala penuh berfungsi secara penuh dan
diproduksi pada tahap awal dalam jumlah kecil untuk memastikan produk memenuhi
segala bentuk standar maupun peraturan yang diberlakukan terhadap produk
tersebut biasanya untuk diuji-cobakan kepada umum.
Untuk
mematangkan produk yang hendak diproduksi secara komersil, maka produk perlu
memasuki pasar untuk melihat ancaman-ancaman produk yang terjadi; misal:
keamananan, regulasi, tanggung jawab, ketahanan dan kerusakan (wear–and–tear),
pelanggaran, siklus break even dan polusi, dan konsekuensinya
diperlukan peningkatan program pemasaran.
f.
Model: merupakan
alat peraga yang mirip produk yang akan dibangun (look–like–models). Secara
jelas menggambarkan bentuk dan penampilan produk baik dengan skala yang
diperbesar, 1:1, atau diperkecil untuk memastikan produk yang akan dibangun
sesuai dengan lingkungan produk maupun lingkungan user.
Prototipe
adalah bentuk efektif dalam mengkomunikasikan konsep produk namun jangan sampai
menyerupai bentuk produk sebenarnya karena mengandung resiko responden akan
menyamakannya dengan produk akhir.
2.
Pengujian
Sistem
Paket prototype diuji secara sistem,
diimplementasikan, dievaluasi dan dimodifikasi berulang ulang hingga dapat
diterima pemakainya (O’Brien, 200$). Pengujian sistem bertujuan menemukan
kesalahan-kesalahan yang terjadi pada sistem dan melakukan revisi sistem. Tahap
ini penting untuk memastikan bahwa sistem bebas dari kesalahan (Mulyanto,
2009). Menurut Sommerville (2001) pengujian sistem terdiri dari :
a.
Pengujian
unit untuk menguji komponen indi1idual secara independen tanpa komponen sistem
yang lain untuk menjamin sistem operasi yang benar.
b.
Pengujian
modul yang terdiri dari komponen yang saling berhubungan.
c. Pengujian
sub sistem yang terdiri dari beberapa modul yang telah diintegrasikan.
d.
Pengujian
sistem untuk menemukan kesalahan yang diakibatkan dari interaksi antara
subsistem dengan interfacenya serta memvalidasi persyaratan fungsional dan non
fungsional.
e.
Pengujian
penerimaan dengan data yang di entry oleh pemakai dan bukan uji data simulasi.
f.
Dokumentasi
berupa pencatatan terhadap setiap langkah pekerjaan dari awal sampai akhir
pembuatan program.
Setelah prototipe diterima maka pada tahap ini merupakan
implementasi sistem yang siap dioperasikan dan selanjutnya terjadi proses
pembelajaran terhadap sistem baru dan membandingkannya dengan sistem lama,
evaluasi secara teknis dan operasional serta interaksi pengguna, sistem dan
teknologi informasi.
3.
Proses
Pengujian Prototype
Ada
empat kegiatan dalam kegiatan pengujian prototype yaitu :
a. Technical
Testitng dengan cara membuat prototype yang merupakan perkiraan produk akhir.
Pengujian atas kinerja prototype dapat menghasilkan informasi penting tentang
usia panjang produk, tingkat keusangan produk, masalah yang timbul dari
pemakaian atau konsumsi yang tidak seharusnya, potensi kerusakan yang
memerlukan penggantian, dan jadwal pemeliharaan yang tepat. Jenis informasi
tersenut mempunyai dampak biaya terhadap pemasaran produk.
b.
Pengujian
Preferensi dan Kepuasan (Preference and
Satisfaction) untuk menetapkan elemen yang dirancang dalam rencana
pemasaran serta membuat tafsiran penjualan awal produk. Ada dua cara utama yang
dibutuhkan dalam pengujian ini yaitu :
1) Meminta
konsumen untuk menggunakan produk selama jangka waktu tertentu, kemudian
diminta menjawab beberapa pertanyaan berhubungan dengan preferensi dan kepuasan
mereka.
2) Blind
test dengan sedemikian rupa sehingga konsumen dapat membandingkan berbagai
macam alternatifproduk tanpa mengetahui nama merek atau produsernya.
c.
Pengujian
pasar simulasi (Simulated Test atau Laboratory Test Markets) dengan prosedur
riset pemasaran yang dibuat untuk memberi gambaran yang murah dan cepat tentang
pangsa pasar. Model yang dipakai antara lain : BASES, DISIGNOR, ASSESOR, dan
LITMUS.
d. Pengujian
Pasar (Test Market) dengan menawarkan sebuah produk diwilayah pasar terbatas
yang sebisa mungkin dapat mewakili keseluruhan pasar dimana produk tersebut
nantinya akan dijual.
C.
Petunjuk
Praktikum
1.
Judul
: Menguji produk prototype barang dan jasa
2.
Tugas
Masalah
a.
Melaksanakan
pengujian didepan expert terhadap produk
b.
Melakukan
revisi produk sesuai hasil pengujian expert
3.
Prinsip
Teori
a.
Pengujian
prototype dilakukan baik uji teknis, uji system dan uji pakar.
b.
Proses
pengujian dilakukan technical system, preferensi dan kepuasan, serta pengujian
pasar
4.
Kegiatan
Praktikum
a. Pra
Pengujian, siswa mempersiapkan produk dan bahan presentasi seperti ringkasan
produk, poster dan file presentasi.
b.
Lakukuan
expost program dilingkungan sekolah terhadap produk yang dihasilkan dan dengan
display produk disertai poster penjelasan produk
c.
Tahap
Pengujian dilakukan sesuai dengan produk yang dihasilkan
d. Tahap
Pengujian Pasar dilakukan lelang langsung dari beberapa prototype produk dan
lakukan penawaran kerja sama.
5. Diskusikan
hasil pengujian produk dan dukomentasikan semua proses kegiatan pengujian dalam
bentuk format video.
6.
Diakhir
praktikum dilakukan test
Video tentang materi ini seperti tayangan berikut.
Adapun materi terkait berikut adalah :
KD 10 Menganalisis perencanaan produksi massal.
Dan materi terkait sebelumny adalah :
KD 8 Menerapkan proses kerja pembuatan prototype produk barang / jasa
Video tentang materi ini seperti tayangan berikut.
Adapun materi terkait berikut adalah :
KD 10 Menganalisis perencanaan produksi massal.
Dan materi terkait sebelumny adalah :
KD 8 Menerapkan proses kerja pembuatan prototype produk barang / jasa
3 Comments
terimakasih atas infonya
ReplyDelete8 in 1 tools set
Makasih materinya
ReplyDeleteterimakasih
ReplyDelete