PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN
Ali Basyah
Materi 8 : Menerapkan Proses Kerja
Pembuatan Prototype Produk Barang/Jasa
A.
Tujuan
Kegiatan Pembelajaran
Setelah selesai mempelajari modul ini
siswa diharapkan:
1. Model Prototype
2. Tujuan Prototype
3. Tahapan pembuatan prototype
4. Keunggulan dan Kelemahan metode
prototype
B.
Uraian
Materi
Dalam pembuatan software, dikenal beberapa metode untuk
membuat software yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan user yang memerlukan
software tersebut. Pada kesempatan kali ini, saya akan membahas salah satu
metode pembuatan software yang dimana baru-baru ini saya dan kelompok saya
bahas dikampus untuk menyelesaikan tugas mata kuliah rekayasa perangkat lunak
yaitu model prototype(Prototyping Model)
Gambar 8.1 Siklus Proses Pembuatan Prototype
Sebelum memasuki lebih mendalam
mengenai pembuatan software menggunakan metode prototype, kita harus terlebih
dahulu mengetahui apa yang dimaksud dengan prototype itu sendiri. Prototype
adalah model atau simulasi dari semua aspek produk sesungguhnya yang akan
dikembangkan yang dimana model tersebut harus representative dari produk
akhirnya. Setelah mengetahui arti prototype mungkin masih menganjal dibenak
kita bagaimana sih software itu terbentuk menggunakan metode prototype? Apakah
model prototype lebih bagus digunakan daripada model lain? Apakah resiko-resiko
dari penggunaan model tersebut? Dan mungkin masih banyak pertanyaan lain yang
akan muncul. Oleh sebab itu, pada postingan kali ini saya sendiri akan
menjelaskan lebih lanjut mengenai pembuatan software dengan menggunakan metode
prototype tersebut.
1.
Model
Prototype
Menurut saya sendiri prototyping model adalah suatu proses
pembuatan software yang yang bersifat berulang dan dengan perencanaan yang
cepat yang dimana terdapat umpan balik yang memungkinkan terjadinya perulangan
dan perbaikan software sampai dengan software tersebut memenuhi kebutuhan dari
si pengguna. Sedangkan dari beberapa referensi yang saya temukan, prototyping
model adalah salah satu model sederhana pembuatan software yang dimana
mengijinkan pengguna memiliki suatu gambaran awal/dasar tentang program serta
melakukan oengujian awal yang didasarkan pada konsep model kerja(working
model).
2.
Tujuan
Prototype
Prototyping
model sendiri mempunyai tujuan yaitu mengembangkan model awal software menjadi
sebuah sistem yang final.
Proses-prosesnya?
Proses-proses dalam model prototyping yaitu:
a.
Komunikasi
terlebih dahulu yang dilakukan antara pelanggan dengan tim pemgembang perangkat
lunak mengenai spesifikasi kebutuhan yang diinginkan
b.
Akan
dilakukan perencanaan dan pemodelan secara cepat berupa rancangan cepat(quick
design) dan kemudian akan memulai konstruksi pembuatan prototype
c.
Prototipe
kemudian akan diserahkan kepada para stakeholder untuk dilakukan evaluasi lebih
lanjut sebelum diserahkan kepada para pembuat software
d.
Pembuatan
software sesuai dengan prototype yang telah dievaluasi yang kemudian akan
diserahkan kepada pelanggan
e.
Jika
belum memenuhi kebutuhan dari pelanggan maka akan kembali ke proses awal sampai
dengan kebutuhan dari pelanggan telah terpenuhi
Sedangkan
proses-proses dalam model prototyping secara umum adalah sebagai berikut:
a.
Pengumpulan
kebutuhan
Developer
dan klien akan bertemu terlebih dahulu dan kemudian menentukan tujuan umum,
kebutuhan yang diketahui dan gambaran bagian-bagian yang akan dibutuhkan
berikutnya
b.
Perancangan
Perancangan
dilakukan dengan cepat dan rancangan tersebut mewakili semua aspek software
yang diketahui, dan rancangan ini menjadi dasar pembuatan prototype
c.
Evaluasi
Prototype
Klien
akan mengevaluasi prototype yang dibuat dan digunakan untuk memperjelas
kebutuhan software.
3.
Tahapan
pembuatan prototype
Selain
itu, untuk memodelkan sebuah perangkat lunak dibutuhkan beberapa tahapan di
dalam proses pengembangannya. Tahapan inilah yang akan menentukan keberhasilan
dari sebuah softwareitu .Pengembang perangkat lunak harus memperhatikan tahapan
dalam metode prototyping agar software finalnya dapat diterima oleh
penggunanya. Dan tahapan-tahapan dalam prototyping tersebut adalah sebagai
berikut :
a.
Pengumpulan
kebutuhan
Pelanggan
dan pengembang bersama-sama mendefinisikan format dan kebutuhan kesseluruhan
perangkat lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar sistem
yang akan dibuat.
b.
Membangun
prototyping
Membangun
prototyping dengan membuat perancangan sementara yang berpusat pada penyajian
kepada pelanggan (misalnya dengan membuat input dan contoh outputnya).
c.
Evaluasi
protoptyping
Evaluasi
ini dilakukan oleh pelanggan apakah prototyping yang sudah dibangun sudah
sesuai dengan keinginan pelanggan. Jika sudah sesuai maka langkah keempat akan
diambil. Jika tidak, maka prototyping diperbaiki dengan mengulang langkah a, b
, dan c.
d.
Mengkodekan
system
Dalam
tahap ini prototyping yang sudah disepakati diterjemahkan ke dalam bahasa
pemrograman yang sesuai.
e.
Menguji
system
Setelah
sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap pakai, harus dites dahulu
sebelum digunakan. Pengujian ini dilakukan dengan White Box, Black Box, Basis
Path, pengujian arsitektur dan lain-lain.
f.
Evaluasi
Sistem
Pelanggan
mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi sudah sesuai dengan yang diharapkan
. Jika sudah, maka langkah ketujuh dilakukan, jika belum maka mengulangi
langkah d dan f.
g.
Menggunakan
system
Perangkat
lunak yang telah diuji dan diterima pelanggan siap untuk digunakan
4.
Keunggulan
dan Kelemahan metode prototype
Keunggulan prototyping :
a.
Komunikasi
akan terjalin baik antara pengembang dan pelanggan.
b.
Pengembang
dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan setiap pelanggannya.
c.
Pelanggan
berperan aktif dalam proses pengembangan sistem.
d.
Lebih
menghemat waktu dalam pengembangan sistem.
e.
Penerapan
menjadi lebih mudah karena pemakai mengetahui apa yang diharapkannya
Kelemahan prototyping :
a.
Pelanggan
kadang tidak melihat atau menyadari bahwa perangkat lunak yang ada belum
mencantumkan kualitas perangkat lunak secara keseluruhan dan juga belum
memikirkan kemampuan pemeliharaan untuk jangka waktu lama.
b.
Pengembang
biasanya ingin cepat menyelesaikan proyek sehingga menggunakan algoritma dan
bahasa pemrograman yang sederhana untuk membuat prototyping lebih cepat selesai
tanpa memikirkan lebih lanjut bahwa program tersebut hanya merupakan sebuah
kerangka kerja(blueprint) dari sistem .
c.
Hubungan
pelanggan dengan komputer yang disediakan mungkin tidak mencerminkan teknik
perancangan yang baik dan benar.
Dalam setiap metode mempunyai kelebihan
maupun kekurangan, namun kekurangan tersebut dapat diminimalisir yaitu dengan
mengetahui kunci dari model prototype tersebut. Kunci agar model prototype ini
berhasil dengan baik adalah dengan mendefinisikan aturan-aturan main pada saat
awal, yaitu pelanggan dan pengembang harus setuju bahwa prototype dibangun
untuk mendefinisikan kebutuhan.
C.
Petunjuk
Praktikum
1.
Judul
: Membuat Prototype Produk Barang dan Jasa.
2.
Tugas
Masalah
a.
Menyelesaikan
pembuatan prototype di sekolah.
b.
Mengkonsultasikan
setiap kesulitan kepada expert yang juga memposisikan sebagai calon konsumen.
3.
Prinsip
Teori
a.
Tujuan
prototype adalah mencari rencana dan pemodelan dengan cepat (quick desain) dan
menemukan kekurangan yang dapat diperbaiki sebelum dipruduksi masal.
b.
Tahapan
pembuatan prototype dimulai dari pengumpulan bahan dan selanjutnya
menyelesaikannya, mengevaluasi, dan mengujinya.
4.
Kegiatan
Praktikum
a.
Bagi
siswa yang memproduksi barang, langkah penyelesaian produk dilakukan dalam
kelas.
b.
Bagi
siswa yang memproduksi produk multimedia, langkah perakitannya dilakukan di
laboratorium komputer.
5.
Diskusi
dan buatkan laporan progres pencapaian tahapan pembuatan prototype ke guru
pembimbing dalam setiap session.
6.
Diakhir
praktikum dilakukan test
Berikut video yang menggambarkan materi ini.
0 Comments